Blog

Fluktuasi Harga Telur


Sebenarnya sudah sering saya menulis tentang fluktuasi harga telur ini, tetapi masih banyak juga peternak atau pedagang yang tetap belum begitu mengerti mengapa harga telur selalu berfluktuasi. Telur adalah komoditi yang bisa di katakan sebagai komoditi yang termasuk bahan pokok, tetapi juga tidak sepenuhnya bahan yang benar-benar pokok atau harus selalu ada, seperti beras misalnya.

Ada kalangan-kalangan tertentu yang membutuhkan telur itu sebagai bahan yang harus selalu ada, berapapun harganya karena tidak bisa di substitusi atau diganti dengan bahan yang lain . Sebagai contoh mudahnya saja adalah kalangan industri. Tetapi ada juga yang membutuhkan telur itu sebagai pelengkap saja, jadi masih bisa memungkinkan jika digantikan dengan bahan lain, jika telur ini cukup langka atau harganya jauh melambung tinggi, Sebagai contoh mudahnya adlah kebutuhan masyarakat terhadap telur untuk lauk pauk sehari-hari.

Dan perlu dipahami bahwa kebutuhan masyarakat inilah yang sebenarnya jauh lebih besar daripada kebutuhan industri. Sehingga konsumsi masyarakat terhadap telur ini yang sangat besar pengaruhnya terhadap daya serap pasar. Tetapi daya beli masyarakat terhadap telur ini sangat dipengaruhi oleh harga-harga komoditi lain yang bisa menggantikan telur ini sebagai lauk pauk, misalnya daging dan ikan laut. Masyarakat tidak menganggap telur merupakan kebutuhan lauk pauknya sehari-hari yang harus selalu ada , jadi pada saat ada bahan substitusi dengan harga yang dihitung lebih murah maka mereka pun mengganti lauk-pauknya dengan bahan lain tersebut.

Pada saat konsumsi masyarakat terhadap telur ini melemah, maka stok pun akan semakin menumpuk dan bisa di pastikan harga pun akan turun. Setelah harga turun, maka stok telur di pasar sedikit demi sedikit akan terserap lagi demikian seterusnya sampai terjadi keseimbangan harga antara jumlah stok dan daya beli dari masyarakat.

Mungkinkah harga telur itu bisa di stabilkan seperti harga beras? Sepertinya hal ini tidak mungkin terjadi, mengapa demikian, karena telur bukan komoditi yang bisa di simpan dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan tiap hari selalu produksi. Berbeda dengan padi yang memungkinkan disimpan hingga dalam kurun waktu tahunan. Jadi sepertinya tidak mungkin pemerintah membentuk BULOG yang membeli telur pada saat harga di peternak sangat murah dan menjualnya nya lagi pada saat harga di pasar sangat tinggi. Selain itu, karena telur itu tidak mempunyai daya tahan yang terlalu lama maka eksport import telur konsumsi pun sangat sulit untuk dilakukan.

Tetapi yang perlu kita ingat adalah komoditi yang mempunyai fluktuasi harga yang cukup besar selain bisa mengakibatkan kerugian yang besar tetapi juga menjanjikan keuntungan yang cukup besar juga. Pada saat saya masih kecil, ayah saya mengatakan " jika kamu bekerja pada harga yang relatif stabil, kamu akan sulit mendapatkan keuntungan yang besar dari pekerjaan tersebut". Menjadi peternak atau pedagang telur itu adalah "selera pemberani", sehingga apabila anda tidak bisa menikmatinya atau bahkan merasa stress karenanya, sebaiknya segera saja ganti profesinya.


0 comments:

Recent Posts

Latest Tweets

Flickr Photostream